". "

MENUJU PERAWAT PROFESSIONAL

MENUJU PERAWAT PROFESSIONAL
"Bila Ada Kesulitan Segera Bertanya Saat Perkuliahan atau call +628997288570"

Dengue Hemoragic Fever



DEFINISI
Dengue Hemorrhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue merupakan virus RNA untai tunggal, genus flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, 2, 3 dan 4. Struktur antigen ke-4 serotipe ini sangat mirip satu dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing-masing serotipe tidak dapat saling memberikan perlindungan silang.. Variasi genetik yang berbeda pada ke-4 serotipe ini tidak hanya menyangkut antar serotipe, tetapi juga didalam serotipe itu sendiri tergantung waktu dan daerah penyebarannya. Pada masing-masing segmen codon, variasi diantara serotipe dapat mencapai 2,6, 11,0 % pada tingkat nukleotida dan 1,3,7,7 % untuk tingkat protein (Fu et al, 1992). Perbedaan urutan nukleotida ini ternyata menyebabkan variasi dalam sifat biologis dan antigenitasnya. Virus Dengue yang genomnya mempunyai berat molekul 11 Kb tersusun dari protein struktural dan non-struktural. Protein struktural yang terdiri dari protein envelope (E), protein pre-membran (prM) dan protein core (C) merupakan 25% dari total protein, sedangkan protein non-struktural merupakan bagian yang terbesar (75%) terdiri dari NS-1 dan NS-5. Dalam merangsang pembentukan antibodi diantara protein struktural, urutan imunogenitas tertinggi adalah protein E, kemudian diikuti protein prM dan C. Sedangkan pada protein non-struktural yang paling berperan adalah proteinNS-1.
Semua serotype ini dapat dijumpai di Indonesia. Jenis nyamuknya berupa Aedes aegypti betina. Ciri – ciri utama nyamuk ini antara lain, terbang terutama di siang hari, hidup di habitat manusia, jarak terbang 40-100 m yang memudahkan penularan dari rumah – rumah. Nyamuk ini mempunyai kebiasaan multiple biters. Yaitu, meletakkan telurnya dan memproduksi larva pada atificial containers.
Patogenesis.
Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi pertama kali mungkin memberi gejala sebagai Dengue Fever. Reaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa terlihat pada ineksi oleh virus. Reaksi yang amat berbeda akan tampak, bila seseorang mendapat infeksi berulang pada tipe virus dengue yang berlainan. Berdasarkan hal ini timbulah yang disebut the secondary heterologous infection atau the sequential infection hypothsis.
Re-Infeksi ini akan menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibody, sehingga menimbulkan konsentrasi kompleks antigen antibody(kompleks virus antibody) yang tinggi. Terdapatnya kompleks virus antibody dalam sirkulasi darah mengakibatkan hal sebagai berikut :
1. Kompleks virus-antibodi akan mengaktivasi system komplemen, yang berakibat dilepaskannya anafilatoksin C³a dan C 5a. C 5a menyebabkan meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangnya plasma melalui endotel dinding tersebut, suatu keadaan yang amat berperan dalam terjadinya renjatan. Telah terbukti bahwa pada DSS kadar C 3a da C 5a menurun masing-masing sebanyak 33% dan 89%. Nyata pada DHF pada masa renjatan terdapat penurunan kadar komplemen dan dibebaskannya anafilatoksin dalam jumlah besar. Walaupun plasma mengandung inaktivator ampuh terhadap anafilatoksin, C 3a dan C 5a agaknya perannya dalam proses terjadinya renjatan telah mendahului proses inaktivasi tersebut. Bukti bahwa anafilatoksin ini sebenarnya secara cepat dapat diinaktivasi dan menghilang dari sirkulasi ialah adanya kasus penyembuhan dramatis seorang pasien renjatan bila ditanggulangi secara adekuat. Anafilatoksin C 3a dan C 5a tidak berdaya untuk membebaskan histamin dan ini terbukti dengan ditemukannya kadar histamine yang meningkat dalam air seni 24 jam pada pasien DHF.

2. Timbulnya agregasi trombosit yang melepaskan ADP akan mengalami metamorfosis. Trombosit yang mengalami kerusakan metamorfosis akan dimusnahkan oleh sistem retikuloendotel dengan akibat trombositopenia hebat dan perdarahan. Pada keadaan agregasi, trombosit akan melepaskan amin vasoaktif (histamin dan serotonin) yang bersifat meninggikan permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit faktor 3 yang merangsang koagulasi intravaskuler.
3. Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor XII) dengan akibat akhir terjadinya pembekuan intravaskular yang meluas. Dalam proses aktivasi ini, plasminogen akan menjadi plasmin yang berperan dalam pembentukan anafilatoksin dan penghancuran fibrin menjadi fibrin degradation product. Disampinh itu aktivasi akan merangsang sistem kinin yang berperan dalam proses meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah.

Patogenesis DBD tidak sepenuhnya dipahami, namun terdapat dua perubahan patofisiologis yang menyolok, yaitu Meningkatnya permeabilitas kapiler yang mengakibatkan bocornya plasma, hipovolemia dan terjadinya syok.Pada DBD terdapat kejadian unik yaitu terjadinya kebocoran plasma ke dalam rongga pleura dan rongga peritoneal.Kebocoran plasma terjadi singkat (24-48 jam).Hemostasis abnormal yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopeni dan koagulopati, mendahului terjadinya manifestasi perdarahan.



Patofisiologi
Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemia ditenggorok, timbulnya ruam dan kelaianan yang mungkain terjadi pada sistem retikuloendotelial sepeti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada DF disebabkan oleh kongesti pembuluh darah dibawah kulit.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dengan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena penglepasan zat anafilaktosin, histamin dan serotinin serta aktivasi sistem kalikrein yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskular. Hal ini berakibat mengurangnya volum plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi,hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Plasma merembes selama perjalanan penyakit mulai dari saat permulaan demam dan mencapai puncaknya pada saat renjatan berat, volume plasma dapat menurun sampai lebih dari 30%. 
Adanya kebocoran plasma kedaerah ekstravaskular dibuktikan dengan ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu rongga peritonium, pleura dan pericard yang pada autopsi ternyata melebihi jumlah cairan yang telah diberikan sebelumnya melalui infus. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera diatasi dapat berakibat anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. 
Renjatan yang terjadi akut dan perbaikan klinis yang drastis setelah pemberian plasma/ekspander plasma yang efektif, sedangkan pada autopsi tidak ditemukan kerusakan dinding pembuluh darah yang destruktif atau akibat radang, menimbulkan dugaan bahwa perubahan fungsional dinding pembuluh darah mungkin disebabkan mediator farmakologis yang bekerja singkat. Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat, yang biasanya timbul setelah renjatan berlansung lama dan tidak teratasi. Perdararahan pada DHF umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan sitem koagulasi.
Trombositopenia yang dihubungkan dengan meningkatnya megakariosit muda dalam sumsum tulang dan pendeknya masa hidup trombosit menimbulkan dugaan meningkatnya destruksi trombosit. Penyidikan dengan radio isotop membuktikan bahwa penghancuran trombosit terjadinya dalam sistem retikuloendotelial.
Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkana proses imunologis terbukti dengan terdapatnya kopleks imun dalam peredaran darah. Kelainan sistem koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang terbukti terganggu oleh aktivasi sistem koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/DSS, terutama pada pasien dengan perdarahan hebat, sejak lama telah menjadi bahan perdebatan.
Telah dibuktikan bahwa DIC secara potensial dapat terjadi juga pada pasien DHF tanpa renjatan. Dikatakan pada masa dini DHF, peran DIC tidak menonjol dibandingkan dengan perembesan plasma, tetapi bila penyakit memburuk dengan terjadinya asidosis dan renjatan,maka renjatan akan memperberat DIC sehingga perannaya akan menonjol.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Ns Tamplate | Ns tamplate
Copyright © 2013. Matter of Discussion - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Ns Tamplate
Proudly powered by Octo